Rasulullah
SAW merupakan suri teladan yang baik bagi semua umat manusia. Beliau
mempunyai perilaku dan akhlak yang sangat mulia terhadap sesama manusia,
khususnya terhadap umatnya tanpa membedakan atau memandang seseorang
dari status sosial, warna kulit, suku bangsa atau golongan.
Beliau
selalu berbuat baik kepada siapa saja bahkan kepada orang yang
menjahatinya. Oleh kerana itu tidak mengherankan bila di dalam Al-Quran,
beliau disebut sebagai manusia yang memiliki akhlak yang paling agung.
Allah SWT berfirman:
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu
suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan banyak mengingat Allah.” (Q.S.
Al-Ahzab: 21)
Di dalam buku Michael H. Hart ‘The 100: A Ranking of
the Most Influential Persons in History’ meletakkan Rasulullah SAW
sebagai manusia paling berpengaruh di dunia di kalangan 100 orang
manusia paling berpengaruh di dalam sejarah dunia. Oleh kerana itu pula
hendaklah kita mempelajari sifat-sifatnya, yaitu sebagai berikut.
Siddiq
Siddiq
artinya benar. Benar adalah suatu sifat yang mulia yang menghiasi
akhlak seseorang yang beriman kepada Allah dan kepada perkara-perkara
yang ghaib. Ia merupakan sifat pertama yang wajib dimiliki para Nabi dan
Rasul yang dikirim Allah ke alam dunia ini.
Pada diri Rasulullah
SAW, bukan hanya perkataannya yang benar, tetapi perbuatannya pun benar,
yakni sejalan dengan ucapannya. Jadi mustahil bagi Rasulullah SAW itu
bersifat pembohong, penipu dan sebagainya.
“Dan tidaklah yang
diucapkannya itu (Al-Quran) menurut keinginannya. Tidak lain (Al-Qur’an
itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (Q.S. An-Najm : 3-4)
Amanah
Amanah
artinya benar-benar dapat dipercaya. Jika satu urusan diserahkan
kepadanya (Rasulullah SAW), niscaya orang percaya bahwa urusan itu akan
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itulah penduduk Makkah
memberi gelaran kepada Nabi Muhammad SAW dengan gelaran ‘Al-Amin’ yang
bermaksud ‘dapat dipercaya’, jauh sebelum beliau diangkat menjadi
seorang Rasul. Apa pun yang beliau ucapkan, dipercayai dan diyakini
penduduk Makkah kerana beliau terkenal sebagai seorang yang tidak pernah
berdusta.
“Aku menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku dan pemberi nasihat yang terpercaya kepadamu.” (Q.S. Al-A'raaf : 68)
Ketika
Rasulullah SAW ditawari kerajaan, harta, wanita oleh kaum Quraisy agar
beliau meninggalkan tugas ilahinya menyiarkan agama Islam, beliau
berkata, ”Demi Allah… wahai paman, seandainya mereka dapat meletakkan
matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku
meninggalkan tugas suciku, maka aku tidak akan meninggalkannya sampai
Allah memenangkan (Islam) atau aku hancur karena-Nya.”
Meskipun kaum kafir Quraisy mengancam membunuhnya, namun beliau tidak gentar dan tetap menjalankan amanah yang dia terimanya.
Tabligh
Tabligh
artinya menyampaikan. Segala firman Allah yang ditujukan bagi umat
manusia, disampaikannya oleh beliau. Tidak ada yang disembunyikan meski
itu menyinggungnya.
“Agar Dia mengetahui, bahwa rasul-rasul itu
sungguh telah menyampaikan risalah Tuhannya, sedang (ilmu-Nya) meliputi
apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu per
persatu.” (Q.S. Al-Jinn : 28)
“Dia (Muhammad) berwajah masam dan
berpaling, karena seorang buta telah datang kepadanya (Abdullah bin Ummi
Maktum).” (Q.S. 'Abasa : 1-2)
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa
firman Allah (Q.S. ‘Abasa : 1) turun berkenaan dengan Ibnu Ummi Maktum
yang buta yang datang kepadanya (Rasulullah SAW) seraya berkata:
“Berilah petunjuk kepadaku ya Rasulullah.”
Pada saat itu Rasulullah
SAW sedang menghadapi para pembesar kaum musyrikin Quraisy, sehingga
Rasulullah berpaling daripadanya dan tetap mengahadapi pembesar-pembesar
Quraisy. Ummi Maktum berkata: “Apakah yang saya katakan ini mengganggu
tuan?”
Rasulullah menjawab: “Tidak.”
Ayat ini (Q.S. ‘Abasa : 1) turun sebagai teguran atas perbuatan Rasulullah saw.
(Diriwayatkan
oleh at-Tirmidzi dan al-Hakim yang bersumber dari ‘Aisyah. Diriwayatkan
pula oleh Ibnu Ya’la yang bersumber dari Anas.)
Sebetulnya apa yang
dilakukan Rasulullah itu menurut standar umum ialah hal yang wajar. Saat
sedang berbicara di depan umum atau dengan seseorang, tentu kita tidak
suka diinterupsi oleh orang lain. Namun untuk standar Nabi, itu tidak
cukup. Oleh karena itulah Allah menegurnya.
Sebagai seorang yang
tabligh, meski ayat itu menyindirnya, Nabi Muhammad tetap
menyampaikannya kepada kita. Itulah sifat seorang Nabi.
Fathonah
Fathonah
artinya cerdas. Mustahil Nabi itu jahlun atau bodoh. Dalam menyampaikan
kurang lebih 6.236 ayat Al Qur’an kemudian menjelaskannya dalam puluhan
ribu hadits. Semua hal itu membutuhkan kecerdasan yang luar biasa.
Seorang
Nabi harus mampu menjelaskan firman-firman Allah kepada kaumnya
sehingga mereka mau masuk ke dalam agama Islam. Dan seorang Nabi pun
harus mampu berdebat dengan orang-orang kafir dengan cara yang
sebaik-baiknya.
Apalagi Nabi mampu mengatur ummatnya sehingga dari
bangsa Arab yang bodoh dan terpecah-belah serta saling perang antar
suku, menjadi satu bangsa yang berbudaya dan berpengetahuan dalam 1
negara yang besar yang dalam 100 tahun melebihi luas Eropa.