Berbagai
riset dari tahun ke tahun senantiasa menyimpulkan bahwa kekerasan di
televisi membawa dampak psikologis yang kompleks terhadap perkembangan
jiwa anak dalam berbagai bentuk. Oleh karena itu, orang tua wajib
mengetahui, mewaspadai, dan mengambil tindakan sesuai keadaannya sebagai
bentuk perlindungan terhadap anak-anaknya. Hasil-hasil studi itu antara
lain:
Studi Tahun 1982 dari National Institute of Mental Health:
"Kekerasan di televisi menyebabkan perilaku-perilaku agresif pada anak-anak dan remaja yang menonton acara tersebut."
Dr. Leonard Eron dari University of Illinois:
"Anak-anak
yang menyaksikan kekerasan dalam televisi dalam waktu lama, sejak masih
sekolah dasar, cenderung menunjukkan perilaku agresif dalam tingkat
yang lebih tinggi."
The Position Statement on Media Violence in Children's Live dari National Associations for Education of Young Children:
"Anak-anak
pra sekolah rentan terhadap aneka pengaruh negatif dari media karena
mereka belum mempu sepenuhnya untuk membedakan antara fantasi dan
realitas."
The American Academy of Pediatric:
"Telah
terkumpul data yang memadai untuk membenarkan kesimpulan bahwa
aktivitas menonton televisi yang berlebihan merupakan salah satu
penyebab perilaku kekerasan atau agresivitas."
The National Coalition of Television Violence:
"Sebagian besar permain nintendo (permainan yang semacamnya) mempunyai dampak yang cukup berbahaya terhadap jiwa anak-anak."
Untuk
membuktikan kebenaran temuan dari berbagai riset tersebut, para orang
tua sebaiknya memperhatikan bagaimana reaksi anak-anaknya. Namun
demikian, ada beberapa ahli menyatakan beberapa reaksi yang biasa muncul
terhadap anak-anak yang berlebihan ketika menonton kekerasan di
televisi, di antaranya:
Desentivisasi
Kekerasan
di televisi mempu menciptakan kesan bahwa tindakan agresi dan
permusuhan itu biasa dan bisa diterima. Jika hal ini terjadi, maka
anak-anak menjadi kehilangan rasa empati terhadap penderitaan orang
lain. Mereka tidak berusaha untuk mencegah tindakan-tindakan kekerasan
dan lamban dalam bereaksi terhadap penderitaan orang lain.
Aktivitas Meniru
Anak-anak akan meniru apa yang mereka lihat di televisi.
Jika karakter-karakter yang ada di televisi itu menyelesaikan semua
persoalan dengan kekerasan, maka anak-anak akan berlaku demikian.
Kekerasan di televisi mengajarkan anak-anak bahwa konflik harus
diselesaikan dengan kekuatan. Anak-anak yang melihat acara-acara
kekerasan, cenderung tidak patuh, mudah membantah, dan memukul
teman-temannya. Akibatnya, kemampuan mereka dalam memecahkan masalah
yang dihadapi biasanya lemah.
Rasa Takut Berlebihan
Aktivitas menonton banyak acara kekerasan di televisi yang
terlalu sering akan mengakibatkan anak-anak memandang dunia sebagai
tempat yang penuh permusuhan dan tidak aman. Sehingga, ketika anak-anak
menonton adegan brutal di televisi, mereka selalu berkata, "Jangan
matikan lampu, aku takut!" Kejadian seperti ini menurut Dr. George
Gerbner dari University of Pennsylvania disebut "Sindrom dunia picik."
Title : Dampak Kekerasan Di Televisi Terhadap Anak
Description : Berbagai riset dari tahun ke tahun senantiasa menyimpulkan bahwa kekerasan di televisi membawa dampak psikologis yang kompleks terhadap p...